BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan rangkaian
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar (Santoso 1990:1).
Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (lenguage may be form and
mot matter) atau suatu sisstem lambang bunyi yang arbitrer, atua juga suatu
sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau
suatu tatanan dalam sistem-sistem (Maykey 1986:12).
Menurut Syamsudin (1986:2): (1)
bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan
dan perbuata-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi;
(2) bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupunn yang
buruk dari suatu keluarga, bangsa, dan budi kemanusiaan.
Setiap negara pasti memiliki bahasa
nasional masing-masing yang berbeda dengan negara lain. Bahasa yang digunakan
di suatu negara dapat mencerminkan bagaimana karakter negara tersebut.Salah
satu negara yang memiliki bahasa nasional adalah negara Indonesia.Bahasa
nasional yang digunakan di Indonesia adalah bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar hampir di seluruh wilayah negeri ini.Saat ini, bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan tinggi, media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.
Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar hampir di seluruh wilayah negeri ini.Saat ini, bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan tinggi, media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.
Bahasa Indonesia dikenal sebagai bahasa
yang santun dan lembut.Hal ini menyebabkan karakter bangsa Indonesia dapat
tercemin dari bahasa yang masyarakat Indonesia gunakan. Misalnya, ketika seseorang menghadiri suatu acara seperti seminar, symposium, dan sebagainya, tentunya secara
langsung ia akan melakukan tahapan kemampuan dalam berbahasa yang dimulai dari
menyimak, menulis, membaca, dan berbicara. Disini disebutkan bahwa tahapan
terakhir dalam berbahasa adalah berbicara.Pada saat orang berbicara, kita bisa menilai bagaimana
karakter yang dimiliki orang tersebut.
Oleh karena itu, penulis membahas mengenai bagaimana pengaruh bahasa
Indonesia terhadap pembentukan karakter bangsa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana
sejarah bahasa Indonesia?
1.2.2 Apa pengaruh
bahasa Indonesia terhadap pembentukan karakter bangsa?
1.3
Tujuan
Makalah ini ditulis untuk beberapa
tujuan berikut:
1.3.1 mengetahuisejarah bahasa Indonesia;
1.3.2 mengetahuipengaruh bahasa Indonesia terhadap pembentukan karakter
bangsa.
1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut:
1.4.1 untuk mengetahui sejarah bahasa
Indonesia;
1.4.2 untuk mengetahui pengaruh bahasa
Indonesia terhadap pembentukan karakter bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah
Bahasa Indonesia
Bahasa adalah: (1) sistem
lambang yang arbitrer dipergunakan oleh masyarakat untuk bekerjasama,
berinteraksi, dan mengidentifikasi diri, termasuk dalam melahirkan fikiran dan
perasaan; (2) perkataan-perkataan yang dipakai oleh suatu suku bangsa, negara;
(3) percakapan. Bahasa dalam berkomunikasi merupakan salah satu sarana
komunikasi yang paling banyak digunakan dan paling efektif bila dibandingkan
dengan sarana komunikasi lain (Effendy, 1986:17). Sebagai sarana komunikasi,
bahasa dapat berfungsi sebagai bahasa pengantar dalam pergaulan sehari-hari,
dunia pendidikan, bidang media massa, dan dalam pergaulan antar bangsa yang
dalam pelaksanaannya melibatkan berbagai disiplin ilmu baik disadari maupun
tidak, seperti disiplin ilmu: psikologi, sosiologi, antropologi, komunikasi
(Nababan, 1984; Chaer dan Leonie, 1995; Mulyana dan Rakhmat, 2000; Rakhmat,
2000).
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia
dan bahasa persatuan bangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia secara historis
merupakan varian dari
bahasa Melayu. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah proklamasi kemerdekaan
Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya
bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi.Penamaan
"Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober
1928.Hingga saat ini, bahasa
Indonesia merupakan bahasa yang hidup yang terus menghasilkan kata-kata baru
baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa
daerah dan bahasa
asing.
Bahasa
Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar hampir di seluruh wilayah
Indonesia terutama daerah perkotaan.Hampir sebagian besar penduduk Indonesia
dapat mengerti bahasa Indonesia. Pada umumnya, bahasa ibu orang Indonesia bukanlahbahasa Indonesia (sering disebut bahasa daerah) dan
baru mengenal bahasa Indonesia ketika masuk usia sekolah karena bahasa
pengantar di sekolah adalah bahasa Indonesia. Namun, saat ini anak-anak
Indonesia sudah mulai mengenal bahasa Indonesia sejak masih kecil karena adanya
siaran televisi atau radio dalam bahasa Indonesia. Saat ini, bahasa Indonesia
digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, media masa, sastra, perangkat
lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya sehingga
dapatlah dikatakan bahwa bahasa
Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia. Selain itu, karena faktor
ekonomi di kota-kota besar di Indonesia,bahasa
Indonesia sudah menjadi bahasa pengantar dalam kehidupan sehari-hari.
2.2 Pengaruh
Bahasa Indonesia terhadap Pembentukan Karakter Bangsa
Bahasa
Indonesia diatur dalam UUD 1945 pada pasal 36, yaitu “Bahasa Negara ialah
Bahasa Indonesia”. Berdasarkan fungsinya bahasa Indonesia dibagi menjadi lima
fungsi, yaitu ekspresif, komunikasi, kontrol sosial, adaptasi, dan
integrasi/pemersatu. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diikrarkan
pada 28 oktober 1928 yaitu hari “Sumpah Pemuda” yang memilki fungsisebagai lambang
identitas nasional,
lambang kebanggaan kebangsaan, alat komunikasi, dan alat pemersatu bangsayang berbeda
suku, agama,ras,adat
istiadat dan budaya.
Didalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Didalam hubungan ini, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang
memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa
sehingga ia memiliki ciri-ciri dan identitasnya sendiri, yang membedakannya
dari kebudayaan daerah. Pada waktu yang sama, bahasa Indonesia dipergunakan
sebagai alat untuk menyatakan nilai-nilai sosial budaya nasional kita. (Halim,
1979:4—56)
Disamping
itu, setiap bangsa memiliki karakternya masing-masing.Karakter itulah yang
menjadi trayek kemajuannya.Karakter itu adalah suatu cetakan yang menjadi dasar
kepribadian negara. Karakter inilah yang membedakan, satu negara dengan negara lain. Jika suatu bangsa sudah
kehilangan karakter makanegara tersebut
sudah kehilangan segala-galanya.
Fungsi dari karakter bangsa adalah untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa
lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang
bermartabat sedangkan tujuan karakter bangsa adalah menanamkan jiwa
kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa dan mengembangkan kemampuan peserta didik
menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan.
Ciri-ciri karakter
dan moral bangsa Indonesia sejak tahun 1965 pelan-pelan berubah.Kapitalisme-liberalisme
pelan-pelan mengikis karakter dan perilaku bangsa Indonesia.Jiwa dan semangat
Pancasila pelan-pelan dibuat luntur, kemudian semangat dagang, yang efisien,
kreatif, dan kompetitif dipompakan pada jiwa raga bangsa Indonesia.
Jiwa dan
semangat merebut kemerdekaan yang dulu dimiliki bangsa ini punah secara pelan
tapi pasti, berubah kearah oportunik, berebut (hasil) kemerdekaan.melewati
tahun 1970 karakter dan moral yang populis dan sosialis berubah kearah karakter
materialistis-individualistis.Perubahan sistem politik-ekonomi yang
kapitalis-liberalis terus merambah ke berbagai jiwa birokrasi pemerintahan dan
dunia usaha.Investasi melahirkan regulasi.Regulasi melahirkan privatisasi.Maka,
lahir privatisasi, efisiensi, peningakatan produksi, bermuara kepertumbuhan
ekonomi. Namun, bersamaan
dengan itu lahir pula penyakit birokrasi dan korupsi.Maka tahun-tahun
selanjutnya korupsi dan demoralisasi merajalela dan membudaya.
Untuk
mengubah karakter bangsa Indonesia yang telah berubah menjadi karakter yang diangkap
buruk, maka bahasalah yang merupakan salah satu caranya. Alasannya ialah
bahasa merupakan cerminan dari watak, sifat, perangai, dan budi pekerti
penggunanya.
Disepakatinya bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia menjadi landasan
kokoh bagi terbentuknya integrasi dan identifikasi sosial/nasional. Sebagai
salah satu bentuk fisik dari identitas nasional, bahasa Indonesia memiliki
potensi untuk mempersatukan rakyat Indonesia. Potensi tersebut disebabkan
bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai bahasa nasional, yaitu sebagai lambang
identitas nasional, alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda
kebudayaan, adat istiadat, dan bahasanya, serta
sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya.
Terjadi fenomena-fenomena negatif di tengah masyarakat
kita, misalnya banyak orang Indonesia yang dengan bangga memperlihatkan
kemahirannnya menggunakan bahasa Inggris meskipun mereka
tidak mengusai bahasa Indonesia dengan baik. Tidak sedikit
pula orang yang malu tidak bisa berbahasa asing. Oleh karena itu, pentingnya
perhatian dari masyarakat untuk tetap mempertahankan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan.
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan dan fungsi yang
penting.Bahasa Indonesia berdiri sebagai lambang kebanggan dan sebagai lambang
identitas dari bangsa Indonesia.Bahasa Indonesia menunjukanidentitas, latar
belakang, dan budaya dari bangsa Indonesia.Bahasa Indonesia
merupakan pembentuk karakter nasional, namun dalam
pembentukan ini terdapat tantangan-tantangan.
Tantangan pembentukan karakter nasional melalui bahasa
di Indonesia terdiri dari tantangan internal dan eksternal.Secara internal, bahasa persatuan ini harus menghadapi realita bahwa
Indonesia terdiri dari berbagai bahasa dan budaya sehingga dalam proses
sosialisasinya bahasa Indonesia harus menuntaskan kegamangan antara menampilkan
bahasa Indonesia sebagai bahasa yang dapat digunakan seluruh masyarakat tanpa
melenyapkan bahasa daerah. Hal ini dipersulit dengan
suatu kondisi dimana beberapa bahasa daerah terancam punah diakibatkan
sosialisasi bahasa Indonesia yang tidak mengindahkan perawatan bahasa daerah
sebagai bahasa ibu yang harus dilestarikansehingga pada daerah yang masih
tertinggal, bahasa ibu ditinggalkan karena tidak lebih prestise dibandingkan
bahasa Indonesia. Di satu sisi bahasa Indonesia juga harus menghadapi realita
bahwa penuturnya sendiri sangat sedikit yang mau mempelajari kaidah bahasa yang
baik dan benar.
Di sisi lain, kesadaran dari pemerintah, media, dan
masyarakat terhadap konsep bahasa persatuan masih rendah. Usaha para budayawan
dan ahli bahasa Indonesia belum didukung penuh oleh kebijakan strategis dan
merakyat dari pemerintah. Ditambah lagi peran media yang semakin luas tidak
diimbangi oleh usaha sosialisasi bahasa Indonesia yang baik dan benar membuat
masyarakat kini lebih merespon stimulasi dari asing serta semakin jauh dari
kaidah berbahasa yang benar. Masyarakat tidak harus tertutup dari pengaruh
asing, tetapi kemampuan untuk menyaring informasi, gaya bahasa, dan perilaku
inilah yang menjadi pokok masalah terjadinya kegamangan identitas/karakter yang
dimiliki Indonesia.Dinamika antara potensi dan tantangan atau realita yang
dialami bahasa Indonesia saat ini merupakan suatu data yang dapat dijadikan
sumber prediksi.
Dalam konteks bahasa Melayu, peran bahasa Melayu akan semakin berkembangbaik di
kawasan Asia Tenggara maupun di belahan bumi yang lain. Di luar Asia Tenggara
bahasa Melayu dipelajari di delapan negara Eropa dan dua negara di Amerika.
Jumlah penutur bahasa Melayu dalam waktu dekat ini akan terus meningkat. Hal
ini akan meningkatkan prestise di kalangan para penuturnya yang kemudian
akan mempengaruhi sikapnya untuk lebih positif terhadap bahasa Melayu. Namun
pengaruh bahasa Inggris belum begitu jelas di Asia Tenggara pada masa depan.
Pengaruh secara global bahasa Melayu tersebut tentunya
akan juga berpengaruh di Indonesia meskipun akan membutuhkan proses yang sangat
lama. Pengaruh tersebut berkaitan juga tingkat kesadaran pemerintah, media, dan
masyarakat Indonesia tentang pentingnya bahasa Indonesia sebagai pemersatu dan
sebagai pembentuk karakter bangsa
Indonesia. Kesadaran ini tidak hanya pada bagian luar pemahaman saja, tapi
selayaknya menjadi penghayatan dan pengidentifikasian seluruh masyarakat
sebagai satu bangsa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari berbagai uraian diatas dapat disimpulkan
beberapa hal berikut:
3.1.1
Bahasa merupakan lambang
bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya;
3.1.2
Bahasa adalah kunci
pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia ini
karena dengan bahasa orang bisabertukar pesan
dan makna;
3.1.3
Bahasa sangat
berpengaruh terhadap pembentukan karakter bangsa karena
bahasa merupakan cerminan dari watak, sifat, perangai, dan budi pekerti
penggunanya.
3.2
Saran
Hendaknya kita menggunakan bahasa
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari dan lebih mengedepankan penggunaan bahasa
Indonesia dibandingkan bahasa asing.Dengan lebih mengedepankan penggunaan
bahasa Indonesia daripada bahasa asing diharapkan kita bisa memperbaiki
karakter bangsa yang sudah mulai luntur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar