Selasa, 01 April 2014

Opini "Keangkeran Ujian Nasional"

Ujian nasional atau disingkat UN telah menjadi sebuah agenda tahunan pelajar menengah yang ditetapkan pemerintah dengan alasan standarisasi. Pengorbanan pelajar yang dilakukan mulai dari waktu, fisik, mental, dan materilnya selama tiga tahun hanya seperti persyaratan saja karena semuanya hanya ditentukan oleh masa ujian nasional. Kalau pemerintah berniat melakukan seleksi sebaiknya tidak dengan ancaman ataupun tekanan
mental karena setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda. 

Menempuh kelulusan membuat pelajar takut kepada ujian melebihi takut kepada tuhannya. Banyak hal yang
ditempuh pelajar untuk bisa lulus. Hal ini pun dimanfaaatkan oleh perusahaan-perusahan yang mencari keuntungan mulai dari menjual buku panduan sampai les yang memakan biaya yang lumayan besar. Bahkan yang lebih parah lagi, pihak sekolah yang tidak lagi mempercayai muridnya sehingga mereka memberikan kunci jawaban ataupun bocoran soal.  

Pemerintah yang ingin meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa seharusnya memikirkan hal semacam ini. Bukannya membuat setiap generasi muda menjadi berlomba untuk berkarya, mereka malah membuat generasi muda menjadi manja. Seharusnya, pendidikan Indonesia dikembalikan kepada hukum primitifnya yakni sebagai sarana mencari ilmu. Ilmu yang didapat biarkanlah pelajar yang menentukan sesuai dengan apa yang dia butuhkan untuk masa depannya. Seluruh lingkungan juga harus lebih menghormati dan menghargai apapun karya mereka agar motivasi tetap tumbuh dan berkurangnya sampah masyarakat di Indonesia tercinta ini.

Namun, yang pasti ujian nasional 2014 akan tetap dilaksanakan. Kita tidak boleh lengah menghadapinya hanya karena ketidaksukaan kita terhadap pelaksanaan ujian nasional ini. Kita harus tetap belajar, berjuang, berdoa dan berikhtiar dengan tetap menjunjung kejujuran. Anggaplah ujian nasional ini sebagai langkah awal kita meraih cita-cita dalam membangun Indonesia yang lebih maju.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar